Rabu, 13 Desember 2017

Makalah Pelapisan Sosial

Pelapisan Sosial

A.  Pengertian Pelapisan Sosial
      Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas – kelas tinggi dan kelas – kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan satu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi.Seorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak – hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas – kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan – lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam – macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai – nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
Masyarakat terbentuk dari individu – individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok – kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.
Jika dillihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer, dibuktikan bahwa :
Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.  
Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno.Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada kaum laki – laki dan perempuan.Tetapi hal ini perlu diingat bahwa ketentuan – ketentuan tentang pembagian kedudukan antara laki- laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan semata – mata ditentukan oleh system kebudayaan itu sendiri.
Di dalam organisasi masyarakat primitive, dimana belum mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut: 
Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan – perbedaan hak dan kewajiban;
Adanya kelompok – kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak – hak istimewa;
Adanya pemimpin yang saling berpengaruh;
Adanya orang – orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hokum (cutlaw men);
Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri;
Adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

B.  Terjadinya pelapisan sosial
Terjadinya pelapisan sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang – orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya.Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimana system itu berlaku.
2. Terjadi dengan sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam system ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenanngan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Di dalam system organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu: 
1. System fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tinngkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2. System scalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (Vertikal). 

C. Pembedaan system pelapisan menurut sifatnya
Menurut sifatnya, system pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi: Sistem pelapisan masyarakat yang tertutupDalam system ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal – hal istimewa. Di dalam system yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, system ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal system kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara  yang   dipandang sebagai lapisan kedua;  
Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
Kasta Sudra : merupakan kasta  dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. Seperti : kaum gelandangan, peminta dsb.
Beberapa teori tentang pelapisan social
Bentuk konrit daripada pelapisan masyarakat ada bebarapa macam. Ada ang membagi pelaisan masyarakat seperti:
Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class)
Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) da Kelas Bawah (Lower Class).
Para pendapat sarjana memiliki tekanan yang berbeda – beda di dalam menyampaikan teori – teori tentang pelapisan masyarakat, seperti: 
Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonoinya sehingga ada yang kay, menengah dan melarat. 
Prof. Dr. Selo Sumardjan  da Soelaiman Soemardi SH. MA menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya system berlapis – lapis dalam masyarakat.   
Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
Gaotano Mosoa, sarjana Italia, menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.  
Karl max, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut  dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat – alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

D. Perubahan Sosial Terbuka dan Perubahan Sosial Tertutup

1. Perubahan Sosial Terbuka
   Sistem perubahan sosial terbuka ini memberi kemungkinan kepada seseorang untuk pindah dari lapisan satu  ke lapisan yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah sesuai dengan kecakapan, perjuangan, maupun usaha lainnya. Atau bagi mereka yang tidak beruntung akan jatuh dari lapisan atas ke lapisan di bawahnya. Pada system ini justru akan memberikan rangsangan yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat, untuk dijadikan landasan pembangunan dari system yang tertutup. 
2. Perubahan Sosial Tertutup 
 Pada perubahan sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu – satuya jalan untuk menjadi anggota dalam perubahan sosial tertutup adalah kelahiran. Perubahan sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feudal dan masyarakat berkasta.
System kasta dalam masyarakat India
Istilah kasta dalam bahasa India adalah yati dan sistemnya disebut varna. Menurut kitab – kitab Hindu masyarakat dibagi menjadi empat varna yang tersusun dari atas ke bawah. Kasta – kasta tersebut adalah brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Kasta brahmana merupakan kasta pendeta dan dipandang sebagai kasta tertinggi.Ksatria merupakan kasta para bangsawan dan tentara serta dipandang sebagai kasta kedua.Kasta waisya merupakan kasta pedagang dan dianggap sebagai lapisan menengah.Sudra adalah kasta untuk masyarakat biasa atau rakyat jelata.
System kasta dalam masyarakat india telas ada sejak berabad – abad yang lau. Apabila di telaah, pada masyarakat India system lapisan masyarakatnya sangat kaku dan menjelma dalam diri kasta – kasta. Kasta – kasta di India mempunyai ciiri – ciri tertentu, sebagai berikut :
Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan atau kelahiran sehingga anak yang lahirmemperoeh kedudukan yang sama dengan orang tuanya. 
Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup. Untuk itu, seseorang tidak mungkin mngubah kedudukannya kecuali apabila ia keluar dari kastanya. 
Perkawinan bersifat endogami, yaitu dipilih dari orang yang sekasta.
Hubungan dengan kelompok – kelompok lainnya bersifat terbatas.
Kasta  diikat oleh kedudukan – kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan. 
Prestise suatu kasta benar – benar diperhatikan.    

Masyarakat Feodal Pola dasar perubahan sosial dalam masyarakat feodal berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Pola dasar stratifikasi sosial masyarakat feodal adalah sebagai berikut.
Raja dan bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus dihormati serta ditaati oleh rakyatnya. Raja memiliki kewenangan serta hak-hak istimewa.
Lapisan utama diduduki oleh raja dan kaum bangsawan.
Rakyat harus mengabdi pada raja serta bangsawan.
Masyarakat yang Lapisan Sosialnya Tergantung pada Perbedaan Rasial (PolitikRasial) Masyarakat dengan lapisan sosial seperti ini pernah terjadi di Afrika Selatan saat pelaksanaan politik apartheid. Saat itu Afrika Selatan masih berada di bawah kekuasaan bangsa Inggris. Pemerintah penguasa membedakan segala kegiatan antara kulit hitam dan kulit putih. Dalam perkembangannya, politik apartheid banyak dikecam masyarakat dunia sampai akhirnya politik ini berakhir dari Afrika Selatan. Sistem yang sama pernah berlangsung di Amerika Serikat dengan nama segregation. Sistem ini juga melakukan pembedaan masyarakat menjadi masyarakat kulit berwarna terutama orang Negro dan kulit putih.

E.  Perubahan Sosial Campuran
Perubahan Sosial Campuran adalah perubahan gabungan antara perubahan terbuka dan tertutup. Pada sistem perubahan sosial campuran, perpindahan lapisan hanya terjadi pada golongan lapisan yang sama. 
Contohnya adalah kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka. Secara sederhana, sifat-sifat perubahan sosial dapat disimpulkan sebagai berikut:
a)  Sistem Perubahan Sosial Tertutup
Sistem perubahan sosial tertutup hampir tidak memberikan kemungkinan seseorang untuk pindahari satu lapisan ke lapisan lainnya.
b) Sistem Perubahan Sosial Terbuka.
Pada sistem perubahan sosial terbuka, banyak peluang bagi seseorang untuk pindah dari satu lapisan sosial ke yang lain asalkan memiliki kemauan dan kemampuan.
c) Sistem Perubahan Sosial Campuran
Pada sistem perubahan sosial campuran, perpindahan lapisan hanya terjadi   pada golongan lapisan yang sama.

Perbedaan Perubahan Tertutup dan Terbuka Perbedaan perubahan terbuka dengan perubahan tertutup terletak pada perpindahan dari satu lapisan ke lapisan lain. Pada perubahan tertutup, tidak ada kemungkinan perpindahan seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain, sedangkan pada perubahan terbuka kemungkinan itu bisa terjadi. 

F.  Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. 
Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
a.  Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant 
c. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional /internal terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
- Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi
Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Ingin mencari pengalaman di kota
Ingin lebih banyak mendapatkan hiburan dan sebagainya
- Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi. 
Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas :
1. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
2. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan  dengan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek 
3. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri 
4. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama
- Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya.Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Migrasi
Secara umum factor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru 
2. Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya 
3. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok 
4. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia) yang berfaham komunis 
5. Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris 
6. Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA 
7. Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi


G. Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
a. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :

Dampak Positif Imigrasi
  • Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
  • Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
  • Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
  • Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa


Dampak Positif Emigrasi
  • Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
  • Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
  • Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain


b. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain 

Dampak Positif Transmigrasi
  • Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
  • Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
  • Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
  • Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan    kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
  •  Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk


Dampak Positif Urbanisasi
  • Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
  • Mengurangi jumlah pengangguran di desa
  • Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
  • Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
  • Perekonomian di kota semakin berkembang

c. Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :

Dampak Negatif Imigrasi
  • Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
  • Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti:  pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.

Dampak Negatif Emigrasi
  • Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
  • Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.

d.  Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :

Dampak Negatif Transmigrasi
  • Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.

Dampak Negatif Urbanisasi
  • Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
  • Produktivitas pertanian di desa menurun
  • Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
  • Meningkatnya pengangguran di kota
  •  Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
  •  Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
  • Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang merasa puas terhadap sesuatu yang ada saat itu, dan memilih untuk stagnan pada posisi tersebut. Masyarakat dan manusiaakan selalu mengalami perubahan sosial dikarenakan keinginan mereka untuk hidup lebih mudah, lebih mapan, lebih baik dan banyak lagi lainnya.

Secara garis besar, faktor penyebab perubahan sosial budaya ada dua yaitu dalam dan luar, atau faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut Soerjono Soekamto, terdapat beberapa sumber atau faktor dalam (internal) yang menjadi penyebab perubahan sosial budaya dalam masyarakat yaitu:
Bertambah dan berkurangnya penduduk
Hal ini wajar, bila dipandang dari segi kebutuhan terhadap barang dan jasa, pertambahan anggota dalam masyarakat akan mengakibatkan kebutuhan barang dan jasa pun meningkat, oleh karena itu untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian, produksi ditambah. Contohnya saja, wilayah pertanian dan hutan yang dulunya merambah ke segala pelosok Indonesia, akan tetapi karena adanya keinginan untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa masyarakat, lahan pertanian di ganti menjadi lahan industri dan tempat tinggal, intensifikasi pertanian dilakukan untuk mewadahi pengurangan lahan yang ada. Dikarenakan banyaknya lahan industri yang terbuka, para petani banyak yang beralih pekerjaan dari petani ke wilayah industri.Hal ini mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk di perkotaan.
Penemuan Penemuan baru
Kenapa terjadi perubahan sosial akibat penemuan penemuan baru dalam masyarakat? Ini dikarenakan apabila terjadi hal demikian akan mengakibatkan munculnya kesadaran individu ataupun kelompok dalam masyarakat akan adanya “kelemahan” dalam kebudayaan mereka. Selain itu, kualitas dari para ahli semakin meningkat dengan ditemukannya banyak teknologi sehingga peradapan manusia akan bergerak lebih cepat dan lebih maju dan batas batas kebudayaan masyarakat satu dan lainnya makin kabur dikarenakan hal ini juga mendukung terjadinya asimilasi.

Konflik atau pertentangan dalam masyarakat
Ini sesuai dengan teori sosial yang dijelaskan dalam teori perubahan sosial Karl Max tentang teori konflik. Konflik sosial contohnya perubahan dari orde lama ke orde baru.Kalian masih ingat konflik yang terjadi saat itu.Terjadi pergolakan dimana mana, tentang PKI dan sebagainya. Sehingga masyarakat yang mulai bosan akan hal tersebut bergerak dan begitupun dengan pemerintah memanfaatkan.
Terjadinya pemberontakan atau Revolusi
Tentu saja setiap revolusi di negara manapun tentu akan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.
Faktor luar (eksternal) penyebab terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat yaitu: 
Keadaan dan kondisi lingkungan alam fisik masyarakat
Tentu saja akan mengakibatkan perubahan sosial. Seperti kisah sejarah tentang Kapal Nabi Nuh “Noah’s Ark”.Seluruh warga disana selain yang terpilih di tenggelamkan dengan air setinggi gunung. Ini kuasa Tuhan untuk merubah kehidupan sosial yang ada di sana. Dengan terjadinya kematian banyak orang dan orang yang menganut kebudayaan yang akan diubah tersebut (dalam kasus ini kebudayaan yang sesat) , maka kebudayaan yang baru akan dengan mudah masuk. Contoh lain, tsunami di Aceh.Dengan adanya bencana ini, terjadi perubahan sosial rakyat Aceh (NAD).Munculnya anak asuh, kehidupan yang biasanya di rumah sendiri, sekarang di penampungan dan lainnya.

Peperangan
Peperangan seperti perang yang terjadi di Timur tengah seperti Irah, Suriah dan lainnya tentu saja mengakibatkan terjadinya perubahan sosial bagi warga sekitar peperangan.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, seperti TV, jejaring sosial, dan banyak lagi, serta turis dan banyaknya pendatang dari luar, semakin memudahkan masuknya kebudayaan masyarakat lain. Hal ini akan secara langsung mengakibatkan terjadinya perubahan sosial dari dalam yaitu penemuan penemuan baru.

H. Dampak Perubahan Sosial bagi Kehidupan Sosial
Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
  • Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
  • Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu.
  • Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru yang modern.
  • Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.
  • Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
  • Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

I.  Masalah yang muncul atau dampak perubahan sosial

Perubahan sosial mengakibatkan terjadinya masalah-masalah sosial seperti kejahatan, atau kenakalan remaja. Meskipun begitu, tidak setiap masalah yang terjadi pada masyarakat disebut masalah sosial. Menurut Merton (dalam Soekanto), suatu masalah disebut masalah sosial jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
  • Tidak adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
  • Semula ada pendapat keliru yang menyatakan bahwa masalah sosial bersumber secara langsung pada kondisi-kondisi ataupun proses-proses sosial. Pendapat tersebut tidak memuaskan dan telah ditinggalkan. Hal pokok di sini bukanlah sumbernya, melainkan akibat dari gejala tersebut (baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial yang menyebabkan terjadinya masalah sosial.

Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak. Dalam hal ini, urutannya sangat relatif.
Adanya masalah-masalah sosial yang terbuka dan masalah-masalah sosial yang tertutup. Masalah sosial tersebut timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan masyarakat karena tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Akibat hal tersebut, masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang dan berlawanan dengan nilai-nilai yang berlaku.
Masalah sosial merupakan proses terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial. Dengan kata lain, masalah sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan warga masyarakat. Hal itu berakibat terjadi disintegrasi sosial atau rusaknya ikatan sosial.

J.  Patologi Sosial 
Patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit.Disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Berasal dari kata Phatos (Yunani) : penderitaan, penyakit. Secara Definisi berarti : Semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal. Pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidariatas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal.
Patologi sosial adalah suatu gejala dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan, sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok, atau yang sangat merintangi pemuasan keinginan fundamental dari anggota-anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama sekali.
Pelaku patologi sosial dikategorikan dalam tindakannya :
  1. Kontak fisik langsung(memukul,menendang,mendorong dan lain-lainnya)
  2. Kontak verbal langsung(memaki,mencela,memberi panggilan jelek,dan lain-lainnya)

Perilaku non verbal langsung (sinis, mengintimidasi)
Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan,menjauhi)
Pelecehan seksual patologi ini sering dilakukan di dunia pendidikan baik sekolah atau kampus, mungkin yang lebih terkenal yaitu perpeloncoan.
Pelaku patologi ini kadang melakukannya karena tradisi, balas dendam atau merasa paling kuat dan berkuasa. Banyak korban yang terkena aksi patologi ini disebabkan beberapa faktor :
  • Penampilan menyolok
  • Tidak berperilaku dengan sesuai
  • Perilaku tidak sopan
  • Tradisi
  • Dampak bullying untuk korban :
  • Masalah kesehatan fisik
  • Menurunnya keadaan psikologis dan penyesuaian sosial
  • Terganggu prestasi akademiknya
  • Rasa cemas berlebihan, takut, bahkan ingin bunuh diri
  • Gejala fenomena patologi sosial :
  • Hancurnya nilai-nilaidemokrasi dalam masyarakat
  • Memudarnya nilai-nila kekeluargaan dalam komunitas
  • Kemerosotan nilai toleransi dalam masyarakat
  • Memudarnya nilai kejujuran,kesopnan dan rasa tolong menolong
  • Melemahnya nilai dalam keluarga
  • Praktik kolusi,korupsi, dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan
  • Kerusakan sistem dalam budaya ekonomi
  • Pelanggaran terhadap nilai-nilai kebangsaan



K.  Contoh Kasus Mengenai Perubahan Sosial

Kasus Perselisihan Buruh dengan Pekerja

Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, datang sekitar pukul 12.00 WIB.Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakarta Utara, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka.Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1994 tentang THR.
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).
Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan.Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal.Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya. Dalam demo tersebut para buruh menuntut perusahaan untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Para demonstras mengatakan “ jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan THR, karena setahu mereka perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya”. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan. Mengetahui hal tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin Nakertrans Jakarta Utara. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakarta Utara, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini," tutur Sahut. Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.
Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa, pentingnya komunikasi yang baik antara pekerja dengan pengusaha.Sebagai seorang pengusaha mereka harus memenuhi kewajiban para pekerjanya agar tidak terjadi perselisihan.Karena para pekerja sudah berusaha menjalankan kewajibannya untuk bekerja memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut. Maka perusahaan juga berkewajiban memberikan upah dan tunjangan kepada pekerja dan berlaku adil dan bijaksana untuk  tidak mempermainkan rakyat kecil.